Pada malam hari ibu
menyuruh LUSI untuk belajar di dalam kamar.
“Lusi udah pukul
07.30 wib, kamu harus belajar” (kata mama sambil memasang wajah marah)
“Iya ma, sebentar
lagi. Soalnya acara tv nya belum selesai nih!” (jawab lusi sambil tidur-tiduran
di ruang tv.
“Kamu harus
mencontoh tuh adikmu, dia rajin sekali belajar. Percuma kamu anak paling tua
gak bisa di contoh, seharusnya kamu yang dicontoh oleh adikmu!” (kata mama
sambil menasehati lusi)
“Iya ma..!” (jawab
lusi sambil marah)
“Bener kata mamamu
lusi, kamu harus rajin belajar supaya kamu bisa meraih cita-citamu suatu saat
nanti” (kata papa menasehati lusi juga)
“Iya pa.. papa dan
mama sama saja pun selalu memarahi aku terus” (jawab lusi sambil memasang wajah
kusam)
“Papa dan mama itu
tidak marah sama kamu, tetapi kami hanya menasehi kamu demi kebaikanmu juga
supaya kelak kamu menjadi orang yang berguna di masyarakat” (kata papa)
Lalu lusi pun masuk
ke dalam kamarnya dengan wajah yang sangat marah. Di dalam kamar ia pun
berpikir di dalam hatinya. “Bener juga ya apa kata papa dan mama bahwa aku
harus rajin belajar demi meraih cita-citaku.”
Pagi harinya lusi
bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Sesampainya di sekolah ia langsung bertanya kepada
teman-temannya. “Apakah belajar itu sangat penting?”
(kata lusi kepada
teman-temannya)
Teman-temannya pun
menjawab, “iya belajar itu sangat penting sekali lusi. Kalau kita tidak
belajar, kita tidak akan pernah menjadi anak yang berguna di mata semua orang.”
Sejak mendengarkan
perkataan teman-temannya lusipun setiap hari rajin belajar, membaca dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh ibu guru di sekolahnya.
By: Debora Lusiana
Sitorus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar